Friday, 11 November 2016

Syuhudi Ismail dan metode pemahaman hadis

A.     Metode kontemporer memahami hadis Nabi : Suhudi Ismail
1.      Biografi
Suhudi Ismail lahir di Lumajang 23 April 1943. Beliau sangat ahli hadits yang berhasil menjabarkan hadits Nabi  secara teks dan argumentatif dan menghasilkan 165 karya ilmiah.
2.      Pemikirannya Tentang Hadits
Kaedah keshahihan sanad hadits dibagi menjadi dua yaitu kaedah umum (mayor) dan khusus (minor). Unsur kaedah mayor yaitu sanad bersambung, seluruh periwayat dalam sanad bersifat adil, dhabith, sanad hadits terhindar dari syudzudz dan illat. Unsur kaedah minor yaitu:
1)      Sanadnya bersambung adalah muttashil atau maushul yaitu hadits yang bersambung sanadnya baik persambungan itu sampai kepada Nabi (marfu’) maupun hanya sampai sahabat saja (mauquf).
2)      Untuk periwayat bersifat adil yaitu beragama Islam, mukalaf, melaksanakan ketentuan agama, dan memelihara muru’ah.
3)      Untuk periwayat bersifat dhabit adalah hafal dengan baik menyampaikan hadits yang dihafalkan kepada orang lain, terhindar dari syudzudz, dan terhindar dari ‘illat.
3.      Metode pemahaman sanad  hadits
Takhrijul Hadits. Suhudi Ismail mengggunakan metode:
a.       Takhrijul hadits bil lafz yaitu cara mencari hadits lewat kamus hadits berdasarkan petunjuk lafal hadits. Lafal hadits disusun berdasarkan huruf abjad arab, dan dilengkapi catatan kaki yang berisi penjelasan arti kata atau maksud matan hadits yang tercantum.
b.      Takhrijul Hadits bil maudhu’ yaitu cara mencari hadits lewat kamus hadits berdasarkan topik masalah. Cara ini sangat menolong pengkaji hadits yang ingin memahami petunjuk hadits dalam segala konteksnya.
4.      Langkah-langkah Pemahaman hadits
a.       Al-I’tibar yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain  untuk suatu hadits tertentu, yang hadits itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad yang lain / tidak ada untuk mengetahui keadaan sanad dari sanad hadits yang dimaksud.
b.      Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya. Acuan yang digunakan adalah kaedah keshahihan hadits bila ternyata hadits yang diteliti bukan hadits mutawatir.
c.       Menyimpulkan hasil penelitian sanad, yang berisi natijah disertai argumen yang jelas. Hasilnya dilihat dari segi jumlah periwayat hadits apakah yang bersangkutan berstatus mutawatir atau ahad.
5.      Langkah-langkah Pemahaman Matan Hadits
a.       Meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya yaitu meneliti matan sesudah meneliti sanad, kualitas matan tidak selalu sejalan dengan kualitas sanadnya, kaedah keshahihan matan sebagai acuan.
b.      Meneliti susunan lafal berbagai matan yang semakna yaitu terjadi perbedaan lafal dan akibatnya terjadi perbedaan lafal.
c.       Meneliti kandungan matan yaitu membandingkan kandungan matan yang sejalan atau tidak bertentangan .
d.      Menyimpulkan hasil penelitian matan, yaitu yang bersifat shahih dan dhaif. [1]
Faktor  yang menonjol penyebab sulitnya penelitian matan hadits yaitu adanya periwayatan secara maknsa, acuan yang digunakan sebagai pendekatan tidak satu macam saja, latar belakang timbulnya petunjuk hadits tidak selalu mudah diketahui, adanya kandungan petunjuk hadits yang berkaitan dengan hal-hal yang berdimensi supra rasional, masih langkanya kitab-kitab yang membahas secara khusus penelitian matan hadits.[2]




[1] Siti Fatimah, Skripsi Metode Pemahaman Hadits Nabi Dengan Mempertimbangkan Asbabul Wurud  Studi Komparasi Yusuf al-Qardhawi dan Suhudi Ismail, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm., 37-46.
[2] Ibid., Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi Perspektif..., hlm., 23. 

No comments:

Post a Comment