A. Metode kontemporer
memahami hadis Nabi : Suhudi Ismail
1. Biografi
Suhudi Ismail lahir di Lumajang 23 April
1943. Beliau sangat ahli hadits yang berhasil menjabarkan hadits Nabi secara teks dan argumentatif dan menghasilkan
165 karya ilmiah.
2. Pemikirannya Tentang Hadits
Kaedah keshahihan sanad hadits dibagi menjadi
dua yaitu kaedah umum (mayor) dan khusus (minor). Unsur kaedah mayor yaitu
sanad bersambung, seluruh periwayat dalam sanad bersifat adil, dhabith, sanad
hadits terhindar dari syudzudz dan illat. Unsur kaedah minor yaitu:
1)
Sanadnya bersambung adalah muttashil atau maushul yaitu
hadits yang bersambung sanadnya baik persambungan itu sampai kepada Nabi
(marfu’) maupun hanya sampai sahabat saja (mauquf).
2)
Untuk periwayat bersifat adil yaitu beragama Islam,
mukalaf, melaksanakan ketentuan agama, dan memelihara muru’ah.
3)
Untuk periwayat bersifat dhabit adalah hafal dengan baik
menyampaikan hadits yang dihafalkan kepada orang lain, terhindar dari syudzudz,
dan terhindar dari ‘illat.
3. Metode pemahaman sanad hadits
Takhrijul Hadits. Suhudi Ismail mengggunakan
metode:
a.
Takhrijul hadits bil
lafz yaitu cara mencari hadits lewat kamus hadits berdasarkan petunjuk
lafal hadits. Lafal hadits disusun berdasarkan huruf abjad arab, dan dilengkapi
catatan kaki yang berisi penjelasan arti kata atau maksud matan hadits yang
tercantum.
b.
Takhrijul Hadits bil maudhu’ yaitu cara mencari hadits
lewat kamus hadits berdasarkan topik masalah. Cara ini sangat menolong pengkaji
hadits yang ingin memahami petunjuk hadits dalam segala konteksnya.
4. Langkah-langkah Pemahaman hadits
a.
Al-I’tibar yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadits tertentu, yang hadits itu
pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan
menyertakan sanad yang lain / tidak ada untuk mengetahui keadaan sanad dari
sanad hadits yang dimaksud.
b.
Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya.
Acuan yang digunakan adalah kaedah keshahihan hadits bila ternyata hadits yang
diteliti bukan hadits mutawatir.
c.
Menyimpulkan hasil penelitian sanad, yang berisi natijah
disertai argumen yang jelas. Hasilnya dilihat dari segi jumlah periwayat hadits
apakah yang bersangkutan berstatus mutawatir atau ahad.
5. Langkah-langkah Pemahaman Matan Hadits
a.
Meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya yaitu
meneliti matan sesudah meneliti sanad, kualitas matan tidak selalu sejalan
dengan kualitas sanadnya, kaedah keshahihan matan sebagai acuan.
b.
Meneliti susunan lafal berbagai matan yang semakna yaitu
terjadi perbedaan lafal dan akibatnya terjadi perbedaan lafal.
c.
Meneliti kandungan matan yaitu membandingkan kandungan
matan yang sejalan atau tidak bertentangan .
d.
Menyimpulkan hasil penelitian matan, yaitu yang bersifat
shahih dan dhaif. [1]
Faktor
yang menonjol penyebab sulitnya penelitian matan hadits yaitu adanya periwayatan
secara maknsa, acuan yang digunakan sebagai pendekatan tidak satu macam saja,
latar belakang timbulnya petunjuk hadits tidak selalu mudah diketahui, adanya
kandungan petunjuk hadits yang berkaitan dengan hal-hal yang berdimensi supra
rasional, masih langkanya kitab-kitab yang membahas secara khusus penelitian
matan hadits.[2]
No comments:
Post a Comment